Mengembalikan Kembali Seni Mendidik Ala Masyayikh NU Bagi Guru – Guru NU

NUkabkediri.or.id – Pengurus Cabang Pergunu Kabupaten Kediri mengadakan Halaqoh Aswaja guru NU dengan tema “Seni Mendidik Masyayikh NU Meneladani Para Kyai Pesantren” di Lotus Garden Hotel, Kediri, (10/10)

 

Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Kediri KH. Muhammad Ma’mun dalam sambutannya mengatakan, Sangat mengapresiasi dengan kegiatan ini karena Pergunu bisa aktif dan bisa mengkoordinasi semua guru – guru NU di Kabupaten Kediri walaupun sampai hari ini masih banyak kendala karena banyaknya ranting NU di Kabupaten Kediri.

 

Pria yang akrab disapa Gus Makmun itu yakin jika Pergunu berjalan terus akan ada progres, semakin banyak cobaan itu menandakan Pergunu akan semakin besar. Guru – guru NU harus meneladani bagaimana Kyai pesantren di Kediri membangun pondok pesantren hingga pondok pesantren itu kita kenal sampai saat ini.

 

Gus Makmun juga mengatakan, untuk menjadi besar Pergunu harus mempunyai harapan dibarengi dengan “tandang” bergerak, acara semacam ini tak lain untuk menambah kesabaran dan daya tahan guru NU dalam mengajar kepada anak didik.

 

Dalam acara inti diisi oleh Dr. KH. Reza Zahid,Lc. Guru – guru NU Kabupaten kediri diajak untuk membaca kembali kitab Adab Al-Alim wal Muta’allim Karya KH Hasyim Asyari.

 

Pria yang akrab disapa Gus Reza itu mengatakan keutaman mempelajari ilmu mengutip Al Quran tentang keistimewaan orang yang berilmu adalah orang yang menggabungkan antara ilmu dengan amal karena destinasi ilmu adalah bagaimana kita mengamalkan ilmu itu sendiri.

 

Gus Reza juga menegaskan bahwa Allah SWT akan menyiksa orang yang dia punya ilmu tetapi tidak mau mengamalkannya dan penyiksaannya itu akan dilakukan sebelum Allah SWT menyiksa para penyembah berhala.

 

 

Saat ini kita sedang mengalami degradasi dalam memahami terminilogi guru, seorang guru dalam konteks pendidikan islam menurut Gus Reza harus seorang “murabbi” mendidik, “muadib” yang mengajarkan adab dan “mualim” yang mentransformasikan ilmu, saat ini ketiganya harus hadir dalam satu tindakan yang utuh seorang guru bukan hanya mentransformasikan ilmu saja.

 

 

Gus Reza juga menegaskan pentingnya guru beramal berdasarkan ilmu, orang alim jauh lebih bagus daripada orang ahli ibadah tidak berilmu.

 

Melanjutkan pembahasan Kitab Adab Al-Alim wal Muta’allim Gus Reza menuturkan ” Tidak ada kebagusan bagi suatu umat ketika generasinya itu adalah orang – orang yang bodoh dan ketika kita akan membagusi umat kuncinya satu yaitu dengan ilmu”. Guru – guru NU harus merefleksikan kembali bahwa pendidikan adalah kehidupan bukan menganggap pendidikan adalah lowongan pekerjaan.

 

Dalam kalimat penutup Gus Reza memberikan motivasi kepada para guru NU Kabupaten Kediri, “Konsekuensi daripada sebuah perkerjaan itu adalah gaji dan konsekuensi dari khidmah adalah barokah. Kalau kita berbicara masalah perkerjaan maka gaji itu ada rumus dan aturanya tapi kalau kita berbicara khidmah itu tidak ada rumusnya. Barokah itu ”min haitsu la yahtasib” dan barokah tidak bisa didapatkan tanpa berjuang dan berusaha.”

Berprofesi sebagai guru adalah kewajiban, Guru-guru NU harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa menjadi guru adalah perintah Allah SWT. (ton)

 

Penulis : Ahmad Fatoni,S.Pd.I

Ketua PAC Pergunu Pare

 

Editor : Imam Mubarok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *