Ngaji Matan Abi Syuja’ (Matn al Ghoyah wa at Taqrib) 29

قال المؤلف رحمه الله تعالى:
وغسل جميع الأبوال والاوراث واجب الا بول الصبي الذي لم يأكل الطعام فإنه يطهر برش الماء عليه
“Membasuh semua kencing dan tinja adalah wajib, kecuali kencing bayi yang belum memakan makanan, sesungguhnya itu suci dengan memercikkan air padanya”

Penjelasan
✅ Al Muallif menjelaskan bahwa wajib membasuh semua kencing dan tinja kecuali
kencing bayi yang belum memakan makanan.
👆Baik kencing dan tinja tersebut keluar dari binatang yang boleh untuk dimakan atau dari binatang yang tidak boleh dimakan.
✅Tata cara mensucikan najis adalah dengan membasuh tempat yang terkena najis tersebut dengan air yang suci mensucikan, sampai hilang benda najisnya dan sifat-sifatnya (rasa, warna dan baunya).
👆Ini jika najis tersebut tergolong sebagai najis ‘ainiyyah, yaitu najis yang masih bisa diketahui dengan indera, ditemukan warnanya atau rasanya atau baunya.

Catatan 1
✔️Setelah sifat-sifat najis diusahakan untuk dihilangkan, tetapi baunya sulit untuk hilang maka ini dimaafkan
✔️Demikian juga jika bau dan rasanya sudah hilang, tetapi warnanya sulit untuk dihilangkan maka ini dimaafkan
♦️Adapun jika najisnya tergolong sebagai najis hukmiyyah maka disucikan dengan membasuhkan air pada tempat yang terkena najis satu kali basuhan.
♦️Najis hukmiyyah adalah najis yang sudah tidak dapat diketahui dengan indera, tidak ditemukan rasa, warna dan baunya.

Catatan 2
✔️Apabila airnya sedikit maka disyaratkan air disiramkan pada tempat yang terkena najis, tidak boleh benda yang terkena najis dimasukkan ke dalam air, karena itu akan membuat air menjadi mutanajjis (najis)
✔️Apabila airnya banyak (dua qullah atau lebih) maka boleh benda yang terkena najis dimasukkan ke dalam air, karena selama air tersebut tidak berubah dengan sebab najis tersebut ia tetap suci mensucikan.
✅ Al Muallif mengecualikan najis kencing bayi yang belum memakan makanan kecuali air susu ibunya, bahwa najis tersebut cara mensucikannya tidak dengan membasuhnya, sebagaimana najis kencing yang lain
👆Najis ini disebut najis mukhoffafah.
♦️Najis mukhoffafah disucikan dengan memercikkan air pada tempat yang terkena najis tersebut secara menyeluruh, sekira semua bagian yang najis terkena air.

Catatan 3
✔️ Kencing dan tinja Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menurut pendapat yang mu’tamad adalah suci, berbeda dengan kencing dan tinja manusia biasa.
☝️Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melakukan istinja’ dari kencing atau berak adalah dalam rangka mengajarkan (ta’lim) tata cara istinja’ pada umatnya.
✔️ Semua perkara yang berhubungan dengan nabi, baik itu rambut, kuku, keringat, kencing, pakaian, sandal dan lainnya adalah berkah, karenanya boleh bagi umat Islam untuk bertabarruk dengan perkara-perkara tersebut.

والله أعلم بالصواب
#DAKWAH LDNU KAB KEDIRI
Https://KitabMatanAbuSyuja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *