ZAKAT merupakan ibadah yang mengandung setidaknya dua makna yang kuat. Makna pertama adalah berkembang.
“Kalau kita memberikan zakat kepada orang lain, maka dia berkembang, baik secara spiritual maupun secara material.,” kata Pendiri Pusat Studi Alquran M, Quraish Shihab dalam program Shihab & Shihab di saluran YouTube Najwa Shihab pekan ini.
“Mari kita lihat, kalau secara spiritual jelas berarti. Anda lega, nyaman punya teman. Tapi bisa secara material Anda memberikan dia (penerima zakat) daya beli,” jelasnya.
Selain itu, zakat juga menyucikan harta. Karena bisa jadi, ketika mengusahakan harta tersebut, ada hal-hal kecil yang mengotori harta.
“Garisbawahi, hal kecil (yang mengotori harta),” tekannya.
“Dengan berzakat, dia keluar,” terang Quraish Shihab.
Dia menjelaskan lebih jauh bahwa hal-hal kecil yang bisa jadi mengotori harta adalah menyinggung perasaan orang lain.
Namun demikian, mantan menteri agama itu menekankan bahwa zakat tidak dapat menyucikan harta yang diperoleh secara tidak halal, seperti korupsi.
“Jangan lantas berkata, dapat harta dari korupsi, oh itu tidak bisa dibersihkan. Kalau mendapatkan hartanya secara tidak halal, kemudian mau saya sucikan dengan memberikan, tidak ya,” ujarnya.
Dia menganalogikan hal tersebut dengan kotoran binatang.
“Itu kotoran binatang bisa disucikan? Sebenarnya tidak bisa, dari sananya sudah (kotor), mau apa? Mau korupsi pergi haji, mau sucikan, tidak ada,” sambungnya.
Lebih lanjut Quraish Shihab menjelaskan, Allah mewajibkan manusia menunaikan zakat karena memiliki fungsi sosial. Karenanya, kewajiban itu diingatkan melalui Al-Quran.
“Wa aatuuhum min maalillaahil ladzii aataakum. Berikanlah kepada orang-orang yang butuh harta Allah yang berada di tangan kamu,” jelasnya.
“Dengan kata lain, bukan punya kita itu harta,” kata Quraish Shihab.