قال القاضي ابو شجاع:
سَألَني بعضُ الأصْدِقاءِ – حَفِظهُمُ اللهُ تعالى- أنْ أعمَلَ مختَصَرًا في الفِقهِ عَلى مَذهَبِ الإمامِ الشّافِعيِّ- رَحْـمَةُ اللهِ تعالى عليه ورِضوانُهُ- في غَايةِ الاِختِصَارِ ونهايَةِ الإيجازِ ، لِيَقْرُبَ على الـمُتعلِّمِ درسُهُ، ويَسهُلَ على المُبتَدِي حِفظُهُ وأنْ أُكْثِرَ فيهِ مِنَ التّقْسيماتِ وحَصْرِ الخِـصَالِ .فَأَجَبتُهُ إلى ذلكَ طالبًا للثَّوابِ راغباً إلى اللهِ تعالى في التَّوفِيقِ للصَّوابِ إنَّهُ على ما يَشاءُ قَدير، وبِعِبادِهِ لَطِيفٌ خَبيرٌ.
Al Qadli Abu Syuja’ berkata: “Aku diminta oleh sebagian teman -semoga Allah menjaga mereka- untuk menyusun ringkasan fiqih menurut madzhab Imam asy Syafi’I -semoga rahmat Allah dan ridloNya selalu menyertainya- yang sangat ringkas dan sederhana agar mudah bagi pelajar untuk mempelajarinya dan mudah bagi pemula untuk menghafalnya dan aku diminta untuk memperbanyak bagian-bagian dan menyebutkannya satu-persatu. Aku penuhi permintaan itu untuk mencari pahala dan dengan mengharapkan taufiq Allah pada kebenaran, Allah Maha kuasa untuk menciptakan setiap yang Ia kehendaki dan dengan hamba-hamba-Nya, Ia Maha mengetahui.”
Penjelasan
✅ Dalam Muqoddimah kitabnya al Qadli Abu Syuja’ menjelaskan beberapa hal, yaitu:
1⃣ Kitab ini ditulis atas permintaan sebagian teman beliau.
👆Beliau mengarang kitab ini saat beliau masih muda dan saat beliau menuntut ilmu bukan setelah menjabat sebagai qadli mesir dan menjadi ulama besar disana. Meskipun begitu kitab beliau sarat akan faedah dan sangat terkenal dikalangan para penuntut ilmu fikih madzhab syafi’i.
2⃣ Kitab ini tergolong sebagai kita Mukhtashor.
👆Kitab Mukhtashar adalah kitab yang sedikit lafadznya dan luas maknanya.
👆Karakteristik kitab Mukhtashor adalah mudah dipahami dan dihafal, sehingga sangat cocok untuk para pemula dalam belajar agama.
3⃣Kitab ini adalah kitab fikih.
👆Fikih secara etimologi artinya paham.
▪️Dikatakan فقهت المسألة artinya فهمتها “aku telah paham permasalahannya.”
▪️Allah ta’ala berfirman
فَمَالِ هَـٰۤؤُلَاۤءِ ٱلۡقَوۡمِ لَا یَكَادُونَ یَفۡقَهُونَ حَدِیثࣰا
[Surat An-Nisa’ 78]
“Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun).”
👆Fikih secara terminology artinya pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci berupa nash al Qur’an dan al hadits serta yang bercabang darinya yang berupa ijma’ dan qiyas.
4⃣ Kitab mukhtashar ini dikarang untuk menjelaskan hukum-hukum fikih menurut madzhabnya Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Idris ibn al Abbas ibn ‘Utsman ibn Syafi’ ibn as Sa’ib ibn Ubaid ibn Abdi Yazid ibn Hasyim ibn Abdil Muththalib ibn ibn Abdi Manaf.
👍Nasab beliau bertemu dengan Nasab Rasulullah pada Abdu Manaf. Rasulullah itu keturunan dari Hasyim bin Abdi Manaf (Hasyimiy), sementara al Imam as Syafi’iy keturunan dari Abdul Mutholib bin Abdi Manaf (al Muththolibiy)
👆Imam Muhammad ibn Idris dipanggil asy Syafi’i karena dinisbatkan kepada kakeknya yang bernama Syafi’ yang merupakan seorang sahabat dan juga putra dari salah satu sahabat Rasulullah, yakni as Sa’ib.
👆Imam asy Syafi’i adalah seorang mujtahid muthlaq dan seorang mujaddid abad ke dua. Beliau dilahirkan di Gaza, Palestina pada tahun 150 H menurut pendapat yang kuat, kemudian beliau tumbuh besar di Hijaz dan menuntut ilmu di sana kepada Imam Malik dan lainnya, kemudian melanjutkan perjalanan studinya ke Yaman dan Irak. Di Irak Imam Syafi’i menulis madzhab qodimnya kemudian kembali ke Makkah, setelah dari Makkah beliau ke Bagdad kemudian ke Mesir dan disana beliau menulis madzhab jadidnya dan tidak lagi mengamalkan mazhab qodimnya dan berkata: “kalian jangan mengamalkan madzhab qodim.”
👆Beliau tetap tinggal di Mesir seraya mengajarkan ilmu agama dan membela madzhab Ahlussunnah wal jama’ah hingga beliau wafat pada hari Jum’at terakhir dari bulan Rajab tahun 204 H, jadi umur beliau 54 tahun.
👆Karena semangat beliau dalam mengajarkan madzhabnya sehingga pengikut madzhab beliau tersebar di penjuru dunia, sehingga para ulama menafsirkan hadits yang berbunyi:
عالم قريش يملأ طباق الأرض علما
“seorang yang alim dari suku Quraisy itu memenuhi berbagai belahan dunia dengan ilmu”
bahwa yang dimaksud dengan hadits diatas adalah Imam asy Syafi’i.
5⃣Beliau menulis kitab ini untuk mencari pahala dari Allah
👆Hal ini karena Allah tidak menerima amal sholih kecuali jika dilakukan dengan niat ikhlas.
❤️Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan ridlo-Nya.”
6⃣ Beliau berharap taufiq Allah pada kebenaran.
👆Taufiq artinya menciptakan kemampuan untuk berbuat ketaatan.
👆Dzat yang memberi taufiq hanya Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman menyebutkan perkataan nabi Syu’aib kepada kaumnya:
وَمَا تَوۡفِیقِیۤ إِلَّا بِٱللَّهِۚ
[Surat Hud 88]
والله أعلم بالصواب
#DAKWAH LDNU KAB KEDIRI
Https://t.me/KitabMatanAbuSyuja